DETERMINAN STRESS KERJA KARYAWAN SILOAM HOSPITALS KEBON JERUK JAKARTA BARAT

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pembangkit stress dan stress kerja baik secara psikologis, fisik maupun perilaku. Mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor Pembangkit Stress (Stressors) berupa tekanan interpersonal, faktor organisasi, pengembangan karir, kondisi pekerjaan, kejelasan peran dan kaitan rumah dan kantor terhadap stress kerja yang dialami karyawan. Mengetahui dan menganalisis tingkat stress kerja yang dirasakan oleh karyawan berdasarkan karakteristik individunya : usia, jenis kelamin, lama bekerja, dan tingkat pendidikan. Penelitian yang dilaksanakan pada Siloam Hospital Kebon Jeruk, menggunakan metode survey. Responden penelitian dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling terhadap karyawan Siloam Hospital Kebon Jeruk yang bertugas dirawat jalan dan rawat inap yang berjumlah 400 orang. Data primer yang terkumpul dianalisis dengan aplikasi software SPSS versi 12.0. Metode analisis digunakan untuk mengetahui pengaruh pembangkit stress terhadap stress kerja yang dirasakan oleh karyawan adalah Analisis Regresi Berganda. Distribusi Frekuensi digunakan untuk mengetahui tingkat pembangkit stress dan tingkat stress kerja, selain itu untuk mengetahui tingkatan stress kerja berdasarkan karakteristik individu. Sedangkan Beta Coefficient digunakan untuk mengetahui pembangkit stress yang paling dominan memicu stress kerja. Dari hasil penelitian diketahui pembangkit stress di bagian rawat jalan dirasakan Kadang-kadang/Cukup menimbulkan stress, hal ini ditunjukkan oleh hasil rata-rata sebesar 3,45 dan di bagian rawat inap sebesar 3,27 dari skala 1 sampai dengan 5. Tingkatan stress kerja di bagian rawat jalan dirasakan Kadangkadang, dengan rata-rata sebesar 3,45 dan di bagian rawat inap sebesar 3,11. Faktor pembangkit stress paling dominan di bagian rawat jalan adalah Faktor Organisasi dengan Beta Coefficient 0,564 dan Kondisi Pekerjaan dengan Beta Coefficient sebesar 0,202. Faktor pembangkit stress paling dominan di bagian rawat inap adalah Kaitan Rumah dan Kantor dengan Beta Coefficient sebesar 0,274 dan Kondisi Pekerjaan dengan Beta Coefficient 0,186. Tingkatan stress kerja dipengaruhi oleh karakteristik Individu. Karyawan di bagian rawat jalan memiliki tingkat stress lebih tinggi daripada karyawan dibagian rawat inap. Dengan demikian dalam pengelolaan stress, hendaknya perusahaan memfokuskan kepada kaitan rumah dan kantor, faktor organisasi dan kondisi pekerjaan pada karyawan yang bekerja di bagian rawat jalan dan rawat inap.

1.  UEU-Master-4177-ABSTRAK1_JANE.pdf - 20 KB
2.  UEU-Master-4177-COVER1_JANE.pdf - 27 KB
3.  UEU-Master-4177-DAFTAR GAMBAR1_JANE.pdf - 7 KB
4.  UEU-Master-4177-DAFTAR ISI1_JANE.pdf - 10 KB
5.  UEU-Master-4177-DAFTAR LAMPIRAN1_JANE.pdf - 7 KB
6.  UEU-Master-4177-DAFTAR PUSTAKA1_JANE.pdf - 14 KB
7.  UEU-Master-4177-DAFTAR TABEL1_JANE.pdf - 7 KB
8.  UEU-Master-4177-KATA PENGANTAR1_JANE.pdf - 10 KB
9.  UEU-Master-4177-LAMPIRAN1_JANE.pdf - 153 KB
10.  UEU-Master-4177-LAMPIRAN1_JANE (1).pdf - 153 KB

• DETERMINAN STRESS KERJA KARYAWAN SILOAM HOSPITALS KEBON JERUK JAKARTA BARAT